Rabu, 11 Januari 2012

Kehidupan di Kampung Boti

Desa ini ditinggali oleh:
Suku Jawant, berasal dari daerah Kapuas Hulu. Dalam perjalanan, mereka tersesat dan tinggal menetap di hilir sungai Menterap.
Mereka hidup dalam satu rumah panjang di kampung Boti, tetapi kemudian mereka lari terpencar-pencar sampai 15 buah kampung. Panglima perang mereka namanya MANTEARE yang sekarang diberi nama pada salah satu CU yaitu CU MANTEARE untuk mengingat kembali panglima perang mereka.
Kampung Boti terbesar dari sekian kampung orang suku Jawant. Sekitar 280 kepala Keluarga jadi diperkirakan 700-800 jumlah penduduk kampung Boti.

Kehidupan Sosial Ekonomi

Kehidupan masyarakat menghandalkan pertanian tradisional dan perkebunan karet. Rata-rata cukup untuk kebutuhan hidup mereka bahkan ada yang lebih sehinggs stok padi tak pernah habis. Karet juga menjadi penghasilan utama. Rata-rata sebulan bisa menghasilkan puluhan ton karet. Sayang bahwa harga karet akhir-akhir ini terus merosot tertimpa krisis global. Meskipun demikian mereka tetap eksis dalam soal perekonomian bila dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Kelemahannya bahwa mereka kurang teliti mengatur pola ekonomi rumah tangga sehingga kebutuhan-kebutuhan vital kurang diperhatikan. Misalnya: acara gawai kampong sungguh luar biasa pengeluaran setiap rumah sehingga diperkirakan beberapa ton daging hanya untuk acara gawai. Perhitungannya seperti ini kalau satu rumah memotong daging paling kurang 20kg dikalikan 200 rumah maka ada 4000 kg daging hanya untuk gawai satu kampung. Perhitungan ini di luar mereka yang memotong daging babi lebih dari 20 kg. Ini berdasarkan analisa ekonomi tapi dari sudut pandang adat istiadat dan budaya maka akan sangat berbeda karena ada nilai plus buat mereka. Moment ini berguna untuk mengumpulkan sanak saudara dari tempat yang jauh.

Hidup Religiositas

Nenek moyang orang Jawant punya hidup religiositas. Mereka menyembah kepada Duata Petara (Allah nenek moyang mereka) yang digambarkan dalam bentuk patung belian seperti gambar di bawah ini. Upacara pemujaan dilakukan dalam jangka waktu 5 tahun sekali atau sewaktu-waktu kalau terjadi masalah besar seperti tertimpa wabah penyakit. Upacara tersebut hampir sama dengan upacara tolak bala di daerah Ketapang Kalimantan Barat. Mereka bisa laksanakan10 hari 10 malam. Semua orang Jawant mengahadiri upacara tersebut. Efek dari upacara ini supaya kampung dan orang suku Jawant selamat dari bencana penyakit dan bencana lainnya.

Tugas IBD part 2

Manusia dan Pandangan Hidup


Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :

1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2. Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideology. Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. CIta-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.

cita-cita,

Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor; pertama factor manusia yang memiliki cita-cita, kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.. Sebagai mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.

Usaha/perjuangan

Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,

keyakinan/kepercayaan.

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu

aliran naturalisme; hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada

aliran intelektualisme; dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal (ilmu dan teknologi). Pandangan hidup ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat, walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal (berilmu dan berteknologi) dapat menguasai individu yang berpikir rendah (bodoh)

aliran gabungan. Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


Dalam era yang semakin maju dengn beragam khsanah pemikiran yang saling mengisi, atau bahkan salin beroposisi manusia seringkali berkutat pada wacana diluar dirinya. Ada suatu ungkapan yang menarik untuk dicerna”ketika manusia tidak mampu menafsir realitas dirinya maka dipastikan ketika manusia tersebut menafsir realitas maka yang ia hasilakn adalah kekaburan dalam memahami realitas eksternal.

Jika dilihat dalam kehidupan keummatan dalam konteks kekinian maka penyakit itulah yang sedang mengerogoti tubuh manusia sehingga pada saat itulah akan melahirkan kondisi kehidupan sosial yang tidak lagi mmikirkan proses peralanan kehidupan tetapi lebih pada orientasi hasil. Jika tampa penilaiaan terhadap proses dalam mencapai sesuatu maka disitulah kesalahan kealahan itu lahir tampa disadari, manusia tidak lagi berpikir baik dan buruk dalam ritme perjalanannya yang dipikirkan adalah ia harus sampai pada apa yang ia inginkan tampa memikirkan bagaimana prosesnya (kehendak bebas tampa tanggung jawab) maka lahirlah kekacauaan sosial

Kondsi ini menunjukkan bahwa sebenarnya manusia berangkat dari sesuatu yang beragam dalam menafsir realita dirinya bahkan tidak memahami hakkat kemanusiaannya, tulisan sederhana ini hanya ingin memberikan gambaran tentang manusia sebagai pelaku kehidupan. Kehendak bebas dan tanggung jawab inilah yang harus dipahami oleh manusia, dikarenakan seringkali ata nama tersebut manusia berbuat apa saja dalam kehidupannya.

Manusia sebagai makhluk yang telah diberikan kemampuan untuk menata alam sekitarnya, sebagai konsekuwensi logis akan keberadaan dirinya di dunia yang membedakan dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lain, dimana manusia memposisikan dirinya sebagai mahluk yang paripurna dibandingkan dengan mahluk lainnya.

Dalam realitas kehidupan kita bisa saksikan bagaimana manusia mencoba memisahkan antara kehendak bebas dan tanggung jawab, lihat saja korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara akibat kehendak bebas yang ia lakukan tampa memahami tanggung jawabnya. Kehendak bebas dan tanggung jawab tidak bisa dijadikan terpisah dalam pelaksanaan tingkah laku, karena dua duanya yang membuat perbuatan kita memiliki makna yang benar .Jika tangngung jawab dimaknai sabagai sikap sadar menerima resiko dari perbuatan maka tanggung jawab takkan memiliki arti dalam perbuatanmanusia.

Hal inilah yang akan membuat tanggung jawab menjadi tak bermakna ketika manusia hanya menyamakannya dengan kosekwensi yang harus diterima atas perbuatan yang dilakukn, dengan kerangka ini maka kasus korupsi bisa diterima ketika pelakunya mau menerima konskwensi dari apa yang ia lakukan. sehingga tanggung jawab bukan lagi sebagi bentuk pemahaman manusia sebagi khalifetullh yang memiliki tugas untuk menata alam semesta, membangun hubungan yang saling menguntungkan tampa ada hak hak manusia , hewan, tumbuhan yang terampas, intinya adalah tidak ada manusia yang akan menindas atau merusak jika ia berkendak bebas dan bertanggung jawab . dan ia mampu memahami hakekat kemanusiaannya, yang menagantarnya pada kehendak bebas dan tanggung jawab yang sesungguhnya, setiap manusia harus memahami bahwa tanggung jawab itulah yang menjadi rel terhadap laju kehendak bebas dalam prilakunya.

Memahami tentang manusia sebagi manusia seutuhnya akan mengantarkan manusia pada pemahaman akan dirinya yang memiliki kehendak bebas dan komitmen bertanggung jawab dalam bertingkah laku, baik ketika kita manusia membangun hubungan atau relasi dengan manusia lainnya, dan dengan alam sekitarnya.

Membangun hubungan yang harmonis dalam bangunan kehendak bebas dan bertanggung jawab dalam kehidupan social merupakan modal utama manusia yang tidak boleh saling tumpah tindih. Kehendak bebas dalam membangun kehidupan pribadi atau social tidak boleh dominan dibanding dengan tanggung jawabnya, karena ketika kehendak bebas tersebut dijalankan tanpa ada tanggung jawab maka ini akan menimbulakan anarkisme diri dan social dikarenakan akan melanggar tatanan kehidupan mahluk yang lain, hak- hak yang lain akan dilanggar secara nyata.

Begitupun jika tanggung jawab yang terlalu dominan dibebankan kepada diri kita manusia ,maka hal ini akan melahirkan destruktif dalam kehidupan social atau dalam harmonisasi hubungan yang saling tidak menguntungkan , dikarenakan hal ini akan membuat manusia tidak lagi memilki kehendak bebas dalam berusaha menata kehidupannya, maka menjadi hal yang sangat penting sebagai manusia kita harus menempatkan kesadaran pada diri kita bahwa kehendak bebas dan tanggung jawab adalah dua komponen utama dalam membangun harmonisasi hubungan yang ideal antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya.

Membangun kesadaran akan kehendak bebas dan tanggunjawab itu sesungguhnya membuat manusia berarti dalam sisi kemanusiaannya, jika kehendak bebas dan tanggung jawab dipahami secara utuh, maka tidak akan ada pelanggaran terhadap hak hak manusia yang lain, tidak akan ada penindasan oleh yang kaya terhadap si miskin, tidak akan ada pengumpulan kekayaan yang melanggar hak si miskin. Bahkan dengan bergandengnya dua komponen ini ( kehendak bebas dan tanggung jawab) maka fungsi manusia sebagai mahluk yang pariprna akan terlaksana dalam wujud perbaikan tatanan mayarakat yang lebih baik.

MANUSIA DAN KEGELISAHAN

Salah satu dari bagia kehidupan manusia yang sekian banyak dialami oleh manusia salah satunya adalah kegelisahan.

Kegelisahan dalam diri manusia dapat timbul sewaktu – waktu tanpa atau dengan diharpkan kehadirannya. Banyak faktor yang yang mempengaruhi dan menimbulkan kegelisahan dalam diri manusia. Adanya rasa gelisah yang dirasakan dan dialami oleh manusia pada dasarnya disebabkan oleh manusianya itu sendiri karena semua manusia memiliki hati, perasaan dan pikiran.

Kegelisahan pada diri manusia biasanya sangat erat kaitannya dengan sebauh kata “Tanggung Jawab”. Baik secara individual, sosial maupun religius. Jika usaha yang telah kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan mengalami kesulitan dan kendala, kegagalan atau tidak berhasil maka secara langsung otak kita akan terkoneksi dengan yang direspon “Kegagalan dan permasalahan”. Dengan kata lain terkoneksi dengan hati, perasaan dan pikiran. Baik disadari atau tidak disadari. Begitu pula jika yang telah dilakukan telah memcapai titik maksimum dan berhasil maka kita sendiri tidak luput dari permasalahan dan kegelisahan, sebagai conth kegelisahan untuk mempertahankannya dan sebaginya.

Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat mnjelma dalam suatu bentuk, seperti ;

1. Keterasingan

Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat. Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan. (2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun bias bersumber pad afaktor yang pertama.

2. Kesepian

Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkunga sehingga merasa sepia tau kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.

3. Masih banyak lagi…

gberasal dari bahasa gelisah yang artinya tidak nyaman, tidaktenteram, merasa cemas, khwatir yang porsinya berlebihan dan terus – menerus. Dapat dikatakan sebagai suatu kewajaran jika setiap manusia mengalami kegelisahan dalam diri dan hidupnya dan hal ini dikarenakan sebagai resiko yang harus diterimanya atau kodrat.

MANUSIA DAN HARAPAN

Setiap manusia pasti mempunyai harapan dalam hidup masing – masing. Harapan itu pastinya menginginkan suatu keadaan atau object yang lebih baik dari sebelumnya. Intinya.. orang yang mempunyai harapan, pasti apa yang diharapkan tersebut merupakan hal – hal yang positif, dan itu sangatlah umum dan wajar. Oleh karena itu juga semua manusia masih bertahan hidup.

Harapan itu muncul dari berbagai sumber, terkadang muncul karena imaginasi seseorang setelah mendengar cerita orang yang sukses atau melihat suatu film atau apapun. Karena harapan mencakup hal – hal yang luas (tidak pada case tertentu). Ketika seseorang berharap maka secara otomatis orang tersebut berusaha melakukan semua hal agar harapan yang ada di benaknya itu tercapai.

Tercapai tiidaknya suatu harapan seseorang tergantung pada usaha – usaha, doa, sifat pantang menyerah, dll dari masing – masing orang. Jadi secara simple harapan dapat dipetakan menjadi berikut :

HARAPAN (Keinginan) à USAHA à DOA àTERCAPAINYA HARAPAN

Agar sesesuai dengan pemetaan diatas, maka kita sebagai manusia yang mempunyai harapan harus bersungguh – sungguh dalam menggapainya, kemudian jangan lupa untuk berdoa atas semua yang kita lakukan agar tercapai harapan yang kita inginkan.

Harapan setiap manusia tidak selamanya tercapai, oleh sebab itu kita boleh larut dalam kegagalan apabila kita tidak bisa mencapai suatu harapan yang ada di benak kita. Karena tercapai tidaknya suatu harapan, sebenarnya itu tidak terlalu penting. Yang penting adalah suatu proses untuk mencapai harapan tersebut. Dimana dalam proses tersebut kita akan mendapatkan suatu pengalaman yang sangat berguna bagi diri kita sendiri atau bahkan orang lain (apabila nantinya ada orang lain yang mengalami dengan case yang pernah kita alami). Oleh karena itu teruslah memunculkan suatu harapan dan jangan pernah putus asa terhadap hasi yang buruk, karena kita masih mendapatkan value dari semua case yang kita kerjakan untuk mendapatkan suatu harapan yang ada dibenak kita.

Disamping berharap, kita harus mempercayainya bahwa apa yang kita harapkan tersebut akan tercapai. Karena jika kita percaya maka kemungkinan tercapainya suatu harapan akan lebih besar daripada kita pesimis. Mengapa demikian ? ketika kita mempercayai sesuatu maka dengan otomatis sugesti yang kita bentuk adalah ‘dapat’, dari sugesti tersebut akan berefek pada semangat, pantang putus asa,sabar, terus menerus berdoa, dll sehingga tujuan tersebut dapat kita capai. Dari semua itulah seseorang akan mendapatkan segalanya yang dia inginkan.